BREAKING NEWS
Showing posts with label Penciptaan Manusia. Show all posts
Showing posts with label Penciptaan Manusia. Show all posts

Saturday, September 10, 2016

Manusia dan awal kejadiannya Part-39

Manusia dan awal kejadiannya Part-39

Kehidupan berasal dari luar angkasa Part-1



Jatuhnya meteor dari luar angkasa seringkali dikaitkan dengan malapetaka.
Kematian massal dan kepunahan dinosaurus dari muka bumi pada 65 juta tahun lalu selalu dikaitkan dengan hujan benda-benda langit ini. Tetapi, hal yang bertolak belakang dengan pernyataan di atas juga disebabkan oleh peristiwa ini. Dimulainya kehidupan dibumi ternyata disebabkan oleh "malapetaka" itu.
Dari banyak penelitian dibuktikan bahwa hujan meteor ini justru menyebabkan meningginya jumlah jenis dalam dunia binatang. Diperkirakan, pada periode antara 3,8-4,5 miliar tahun yang lalu, banyak meteor yang menghujani bumi.
Pada saat yang sama, diperkirakan kehidupan primitif di bumi baru saja dimulai. Dua peneliti dari Universitas Lund, swedia, Sven Stouge dan Dave Harper, menemukan bahwa pada masa
Ordovacian (490-440 Juta tahun lalu), bumi dibom oleh lebih dari 100 meteorit dalam waktu bersamaan. Sejak kejadian itu, di lautan terjadi evolusi yang mengakibatkan lautan dihuni oleh lebih banyak jenis binatang. Yang demikian itu juga terjadi pada 40 juta tahun lalu setelah terjadinya ledakan Cambrian. Pada masa ini, hewan-hewan multiseluler yang kompleks mulai muncul di bumi. Hanya saja, para peneliti masih memperdebatkan jangka waktu terjadinya evolusi ini, apakah memeprlukan waktu jutaan tahunataukah terjadi dalam waktu yang relatif singkat.



Friday, September 9, 2016

Manusia dan awal kejadiannya Part-38

Manusia dan awal kejadiannya Part-38

Energi yang diperoleh Binatang bawah laut



Beberapa jenis binatang yang hidup di sekitar ventilasi mungkin saja memperoleh energinya dari hujan serasah dari permukaan. Jika asumsi ini benar dan itu menjadi satu-satunya sumber energi bagi bakteri-bakteri tersebut, pastilah berada dalam kondisi yang sangat miskin. Namun kondisi yang demikian ini tidak tampak pada populasi kehidupan di sekitar lubang ventilasi. Pada ventilasi hidrotermal kepadatan biotanya bisa mencapai 10.000 hingga 100.000 kali lebih padat ketimbang di luar zona ini.
Binatang-binatang, seperti tampak pada part sebelumnya, hidup di kedalaman sekitar 1,5 mil, di sekitar lubang ventilasi yang bersuhu 600 derajat celcius.

Sunday, September 4, 2016

Manusia dan awal kejadiannya Part-37

Manusia dan awal kejadiannya Part-37

Macam-Macam Biota laut Part-2

Cacing Serpulidae
Cacing yang masuk dalam keluarga Serpulidae ini memiliki ujung seperti bulu yang membantu proses sirkulasi air di sekitar ventilasi.

Udang
Udang jenis Alvinocaris lusca tampak berdiri diujung tabung dari cacing tabung.

Gurita "Dumbo"
Gurita "Dumbo" ini berasal dari marga Grimpotheuthis. ia hidup di dasar laut, namun memiliki sirip lebar serupa telinga pada binatang mamalia, yang membuatnya dapat berenang.

Anemon Cerianthus
Anemon tabung marga Cerianthus ini menempelkan diri ke dasar laut dan menangkap makanan dengan tentakelnya. Meski kebanyakan anemon ditemukan di laut dangkal, jenis yang satu ini dapat hidup di kedalaman lebih dari 1,5 mil.

Cacing Acorn 
Beberapa jenis cacing Acorn ditemukan berenang bebas di sekitar lubang ventilasi. Mereka makan partikel-partikel bahan organik yang melayang di kolam air.

Friday, August 26, 2016

Manusia dan awal kejadiannya Part-36

Manusia dan awal kejadiannya Part-36

Macam-macam biota laut Part-1

Ikan zoarcid
Ikan ini hanya ditemukan di sekitar ventilasi. Bentuk tubuhnya memanjang, pipih, dengan sirip punggung yang membujur sepanjang tubuhnya.



Gurita
Jenis gurita ini sama dengan yang hidup di kawasan laut dangkal, namun mereka mampu beradaptasi untuk hidup dalam tekanan air yang sangat tinggi di laut dalam. Gurita ini menjadi predator utama di habitat ini.



Kepiting Brachyura
Kepiting Brachyura yang buta ini terlihat selalu bergerak di sekitar tabung-tabung kapur yang dibuat cacing tabung, meraba-raba makanannya.



Cacing tabung Riftia
Cacing tabung merah marga Riftia hidup berkelompok di dekat ventilasi hidrotermal. Setiap tabung yang terbuat dari kapur menghisap air bersulfur yang menjadi penopang kehidupan bakteri. Pada gilirannya, bakteri itu akan dikonsumsi oleh cacing.



Manusia dan awal kejadiannya Part-35

Manusia dan awal kejadiannya Part-35

Biota yang produktif




Komunitas yang hadir di kawasan ini memperlihatkan paradoks bagaimana mungkin biota yang produktif hadir di tengah ekosistem yang miskin. Asupan makanan yang datang dari permukaan jelas tidak akan cukup untuk kelangsungan komunitas yang sangat kaya ini. Larutan sulfida yang keluar dari ventilasi mungkin satu-satunya jawaban. Jenis-jenis bakteri tertentu memperoleh energinya dari oksidasi sulfida. Ketika sulfida dilepas dari ventilasi, populasi bakteri tersebut tumbuh dalam jumlah yang melimpah, baik di kolom air maupun menempel di batuan dan lumpur di sekitar lubang ventilasi.  Bakteri inilah yang menjadi sumber pakan bagi kerang-kerang, dengan cara menyaring bakteri dari kolom air, maupun keong limpet dan kepiting, dengan cara merumput lapisan bakteri yang menempel di permukaan batuan atau lumpur.

Manusia dan awal kejadiannya Part-34

Manusia dan awal kejadiannya Part-34

Gunung api di pasifik timur



Sejak  1977, banyak ventilasi hidrotermal ditemukan di kawasan pantai gunung api di pasifik timur. Perairan di sekitar ventilasi ini, yang dapat mencapai suhu sekitar 380 derajat celcius, dihunioleh satu ekosistem unik. Penelitian mendalam memperlihatkan bahwa bakteri yang mampu hidup dari oksidasi hidrogen sulfida merupakan dasar dari rantai makanan yang ada di kawasan itu. Hidrogen sulfida (suatu gas yang mengeluarkan bau mirip telur busuk) yang diperlukan sebagai bahan makanan oleh bakteri ini, banyak terkandung dalam gas magma, ditambah dengan sedikit (15%) yang dihasilkan dari reaksi sulfur (SO4) yang terkandung dalam air laut. Dengan demikian, energi yang mendukung kehidupan di laut dalam bukanlah energi sinar matahari-Fotosintesis melainkan energi dari reaksi kimia-kemosintesis

Wednesday, August 24, 2016

Manusia dan Awal kejadiannya Part-33

Manusia dan Awal kejadiannya Part-33

Udang Renik



Para ilmuwan sudah terbiasa menghadapi biota laut dalam. mereka memahami bahwa kehidupannya sangat bergantung pada hujan serasah dan sisa-sisa biota yang datangnya dari permukaan. Namun, di zona ventilasi, terjadi hal yang sama sekali berbeda. Biota laut dalam, langsung maupun tidak, memperoleh energinya dari kehadiran ventilasi ini.
Temuan kehidupan di sekitar rekahan kerak bumi di dasar laut sebetulnya sudah dimulai pada 1949. Dalam penelitian laut dalam di laut merah, ditemukan komunitas udang renik (Saline brine Shrimp) yang hidup di lumpur panas laut dalam. Pada 1960-an, ditemukan bahwa udang renik ini hidup di lumpur bersuhu tinggi di rekahan vulkanik laut dalam

Manusia dan awal kejadiannya Part-32

Manusia dan awal kejadiannya Part-32

Hidrotermal Di Planet Lain



Mengenai hidrotermal, Para ilmuwan percaya bahwa struktur serupa juga ditemukan di banyak planet di ruang angkasa. Misalnya, ada indikasi bahwa ventilasi hidrotermal juga terdapat di europa, planet yang menjadi bulan jupiter. Bentukan yang mirip hidrotermal, namun diyakini sudah tidak aktif lagi, juga diduga pernah ada di planet mars.
Seperti uraian di atas, sampai saat itu, ilmu pengetahuan hanya percaya bahwa kehidupan di bumi bergantung pada energi matahari. Tumbuhan merubah sinar matahari menjadi energi melalui proses fotosintesis. Tumbuhan, berikutnya, menyediakan pakan bagi berbagai jenis binatang dan jaringan makanan yang kompleks. Akan tetapi, di sini, di hadapan kapal selam penelitian laut dalam, nyata terlihat pemandangan yang berlawanan dengan asumsi bahwa kehidupan hanya ada kerena eksistensi matahari. Di sini terbukti untuk pertama kalinya bahwa kehidupan dapat ditopang oleh bumi itu sendiri tanpa perlu melibatkan bantuan benda angkasa seperti matahari.

Manusia dan Awal kejadiannya Part-31

Manusia dan Awal kejadiannya Part-31

Black Smokers



Ketika air beserta semua ikutannya meluncur ke permukaan dasar laut, ia berwujud cairan hitam dengan kekentalan mendekati sup. Beberapa mineral akan menguap dari air laut, mengeras di sekitar ventilasi, dan lama-kelamaan berubah bentuk menyerupai cerobong asap yang tinggi.
Air berwarna hitam serta asao yang disemprotkan menjadi dasar penamaan fenemona ini dengan Black Smokers. Namun sebenarnya, air yang disemprotkan ini bisa berwarna apa saja putih, abu-abu atau bening, tergantung pada komposisi materi yang dikeluarkannya.

Tuesday, August 23, 2016

Manusia dan Awal kejadiannya Part-30

Manusia dan Awal kejadiannya Part-30

Ventilasi Hidrotermal



Ventilasi hidrotermal adalah semacam sobekan, belahan, atau lubang yang terbentuk di kerak bumi.
Dari lubang ini keluar air panas yang berasal dari proses geotermal. Ventilasi macam ini banyak ditemukan di kawasan yang mempunyai gunung api aktif, utamanya di area yang lempeng tektoniknya saling bergerak menjauh. Di daratan, pristiwa ini dikenal sumber air panas atau geyser.
Di lautan, ventilasi yang demikian ini dikenal luas sebagai Smokers. Demikianlah, ilmu pengetahuan untuk pertama kalinya menemukan ventilasi hidrotermal di laut dalam. Ventilasi ini hadir di kawasan geologi aktif di dasar laut dalam. Di kawasan yang demikian ini, air laut meresap jauh kedalam kerak bumi melalui lubang, rekahan, atau ventilasi yang bersuhu sangat tinggi. Air laut dipanaskan dan menggembang, dan kembali kepermukaan dengan cara disemburkan. Dalam perjalanan kembali ke permukaan, air panas ini melarutkan mineral dan bahan kimia lainnya yang ada di batuan kerak bumi yang dilaluinya.

Manusia dan Awal kejadiannya Part-29

Manusia dan Awal kejadiannya Part-29

Kapal Selam



Kapal ini dibuat pada permulaan 1960-an oleh angkatan laut amerika, dengan panjang sekitar delapan meter, berkapasitas 3 orang, dan mampu menyelam hingga 4000 meter. kemampuan yang disebut terakhir ini setra dengan empat kali lipat kepal selam militer yang ada. Alvin, banyak kapal selam penelitian laut dalam yang dibuat, antara lain Shinkai 6500 yang dibuat oleh jepang pada 1989. Kapal ini mampu menyelam hingga kedalaman 6400 meter. Amerika Serikat dan jepang terus mengembangkan kapal selam tipe ini.

Manusia dan Awal kejadiannya Part-28

Manusia dan Awal kejadiannya Part-28

Kehidupan bawah laut



Akan tetapi, nyatanya kehidupan juga terjadi di dasar laut dalam. Dengan demikian, pasti ada satu dan lain cara sehingga kehidupan bisa eksis di tempat tersebut. Mula-mula, para ahli biologi laut berasumsi bahwa seumber energi bagi biota dasar laut adalah hujan serasah yang datang dari kolom air permukaan. Dengan demikian, menurut konsep ini, kehidupan tetap diasumsikan datang dari energi matahari.

Pada 1979, ketika para ilmuwan intensif melakukan penelitian di dasar lautan Pasifik, mereka menghasilkan temuan spektakuler yang akan menguncang seluruh komunitas peneliti Di kawasan pasifik timur, tidak jauh dari kepulauan Galapagos, sekitar 8000 kaki dibawah laut, ditemukan suatu kawasan yang dipenuhi bentukan mirip cerobong asap. Cerobong ini tampak mengeluarkan asap hitam. Di sekelilingnya ditemukan suatu komunitas kehidupan yang produktif. temuan ini sangat mengejutkan bagaimana suatu kehidupan bisa ada di tempat yang sama sekali terputus dari pasokan energi matahari.

Monday, August 22, 2016

Manusia dan awal kejadiannya Part-27

Manusia dan Awal Kejadiannya Part-27

Komunitas Biota Air



Komunitas biota yang sangat kaya ini umumnya di dasar laut dangkal, seperti perairan terumbu karang, kawasan lamun-rumput laut, kawasan pantai berpasir, berbatu, atau berlumut, dan sejenisnya karang, misalnya, seperti komunitas yang kompleks lainnya, sangat bergantung pada energi matahari di bumi. Fotosintesis merupakan salah satu cara untuk memanfaatkan energi matahari dan merubahnya menjadi energi kimia.
Di perairan laut, energi matahari ini hanya dapat menembus sampai kedalaman sekitar 300 meter. Kemampuan penetrasi sinar matahari yang relatif dangkal, serta berat jenisyang lebih tinggi pada air yang bersuhu dingin daripada bersuhu hangat sehingga air dingin akan turun kedasar perairan, mengakibatkan bagian dasar laut dalam umumnya menjadi kawasan yang dingin dan hanya, kalaupun ada, dihuni oleh kehidupan yang sangat terbatas.

Manusia dan Awal Kejadiannya Part-26

Manusia dan Awal Kejadiannya Part-26

Montmorillonite



RNA, menurut sebuah teori populer, berkisar pada kandungan yang tidak normal dalam lempung montmorillonite. Lapisan yang bermuatan listrik negatif dari bentukan kristal lumpur ini membentuk lapisan bermuatan positif. Posisi lapisan positif ini berada diantara dua lapisan negatif. Kondisi demikian ini sangat kondusif bagi konsentrasi subunit RNA dan menyatukannya dalam rantai kimia yang panjang.
Dari penelitian terbukti bahwa lempung montmorillonite dapat merangsang dengan dengan cepat pembentukan kantong membran yang berisi cairan. Kandungan tanah liat juga terdapat pada cairan yang terdapat dalam kantong membran. Penelitian lain juga membuktikan bahwa tanah liat dapat membentuk material Genetika RNA dari Bahan-bahan kima yang sederhana. Dengan demikian, semua material yang berkaitan dengan dimulainya kehidupan selalu dikaitkan dengan tanah liat.

Manusia dan awal kejadiannya Part-25

Manusia dan awal kejadiannya Part-25

Kantong Membran



Kantong ini nyatanya dapat tumbuh melalui pembelahan sederhana. Pembelahan ini merupakan gambaran dari apa yang terjadi pada sel primitif. Penelitian sebelumnya memperlihatkan bahwa tanah liat dapat membentuk material genetika RNA dari bahan-bahan kima sedeerhan. Dengan demikian, kedua struktur yang ada dalam sel "Lempung" sederhana itu, yaitu kantong membran dan cairan yang mengisi kantong membran, mengandung material yang sama dengan kandungan tanah liat. RNA terkandung baik di dalam kantong membran maupun cairannya itu. Kisah mengenai terjadinya material genetika dan munculnya struktur sel selalu menjadi topik yang menarik bagi para peneliti. Akan tetapi, selama ini hingga saat ini tidak seorang pun peneliti yang mencoba menghubungkan kedua hal tersebut.

Sunday, August 21, 2016

Manusia dam awal kejadiannya Part-24

Manusia dam awal kejadiannya Part-24

Lempung dan Membran



Bahwa komponen penting yang harus ada dalam permulaan terjadinya kehidupan adalah material genetika dan membran atau dinding sel. Kedua material ini saling bekerja sama mendukung kehidupan. Fakta yang ada menyatakan bahwa di dalam kedua materi tersebut ditemukan banyak materi yang sama dengan kandungan tanah liat. Temuan diatas dibuktikan dengan penelitian terhadap lempung montmorillonite clay. Dari penelitian disimpulkan bahwa lempung jenis ini dapat dengan cepat merangsang pembentukan kantong membran yang berisi cairan (membranous fluid-filled sac).
Penelitian juga menemukan bahwa cairan yang terkandung dalam kantong membran tersimpan juga dalam tanah liat.


Manusia dan Awal kejadiannya Part-23

Manusia dan Awal kejadiannya Part-23

Proses monoseluler menjadi multiseluler



Proses pentahapan ini tentu terjadi dalam kurun waktu yang panjang, mencapai jutaan bahkan miliaran tahun. Namun dalam pandangan sang pencipta, Allah SWT., kejadian ini tampak sekejap saja. Asal usul atau genesis dari material genetika, yaitu DNA dan RNA, serta munculnya struktur sel
merupakan dua area yang banyak di perdebatkan para peneliti. Akan tetapi, sampai kini, keduanya belum sepenuhnya dapat dihubungkan. Kelahiran material genetika jelas sangat penting bagi kehidupan karena denganya, kehidupan mempunyai kemampuan untuk menurunkan sifat, melakukan pembelahan sel,  dan juga berevolusi. Jika material genetika sebegitu penting, maka membran adalah kunci terjadinya proses fisiologi dari suatu sel karena membran ini akan melindungi isi sel yang berupa material kimia yang mendorong terjadinya reaksi kimia dan memisahkan material genetika yang baik dari yang buruk. Kedua material ini: Material genetika dan struktur sel, mutlak harus ada agar pengembangan makhluk hidup dapat berjalan.

Manusia dan Awal Kejadiannya Part-22

Manusia dan Awal Kejadiannya Part-22

Tanah kering seperti tembikar



Tembikar adalah semacam porselain, yang dalam proses kimiawi dapat digunakan sebagai katalis bagi terjadinya proses polimerisasi. Kalimat "Tanah kering seperti tembikar" mungkin mengisyaratkan terjadinya proses polimerisasiatau reaksi perpanjangan rantai molekul dari asam-asam amino menjadi protein atau dari nukleotida menjadi polinukleotida, termasuk molekul Ribonucleic Acid (RNA)
dan Desoxyribonucleic (DNA), suatu materi penyusun struktur gen makhluk hidup. DNA dan RNA ini dikenal sebagai materi genetik yang ada hampir pada semua makhluk hidup. Demikian penjelasan Baiquni dalam halaman 185-202

Pada beberapa tahapan berikutnya, molekul-molekul kehidupan yang paling awal ini masuk kedalam susunan sel paling sederhana yang terbentuk dari tanah pula. Kalimat "Padahal (Sebelumnya) dia belum berwujud sama sekali?" (Maryam/19:67) kemungkinan mengisyaratkan bentuk-bentuk makhluk monosel ini atau bahkan bentuk-bentuk prakehidupan yang lebih awal, seperti molekul-molekul Protein atau DNA. Makhluk monosel inilah yang kemudian secara evolusioner (bertahap) berkembang menjadi makhluk multiseluler, termasuk manusia


Saturday, August 20, 2016

Manusia dan Awal kejadiannya Part-21

Manusia dan Awal kejadiannya Part-21

Hidrotermal



Banyak teori dan hipotesis telah dikemukakan dengan membahas Asal mula kehidupan, satu diantara nya adalah teori seputar hidrotermal. Hidrotermal adalah suatu kondisi geologis yang menghadirkan sumber air panas di dasar laut dalam yang umumnya bersuhu dingin dan gelap.
Kondisi paradoksal ini diduga merupakan salah satu penyebab munculnya kehidupan di bumi.
Saat mulai terbentuk, permukaan bumi bukanlah tempat yang ideal bagi munculnya kehidupan.
Suhu yang ekstrim dan hujan objek-objek angkasa menjadi kendala bagi kemunculan kehidupan.
Pada saat lautan ditutupi lapisan es tebal, proses geologi di kerak bumi, juga terjadi di dasar laut dalam, terus melakukan gerakan. Satu diantaranya adalah sobeknya kerak bumi sehingga isi perut bumi keluar dan berinteraksi dengan, dalam hal ini, air laut. Dari sini dimulailah salah satu genesis asal muasal kehidupan dibumi.

Topik kita saat ini adalah mengenai lautan. Selain kolam air yang ada dilautan, dasar laut merupakan tempat kehidupan yang produktif bagi berbagai komunitas tumbuhan dan binatang laut.

Manusia dan Awal kejadiannya Part-20

Manusia dan Awal kejadiannya Part-20

Model-model asal muasal kehidupan



sesungguhnya, tidak ada model standar yang menjelaskan asal kehidupan. Model-model yang dianggap standar umumnya didasarkan pada hipotesis Oparin-Haldane. Teori yang ada di kelompokkan dalam beberapa bagian, Yaitu:


  • Beberapa ahli menyatakan bahwa atmosfer bumi secara alami menyusun sendiri bahan kimia yang dikandungnya, sampai akhirnya memiliki komposisi utama berupa Metan, Amonia, Air, Hidrogen Sulfida, Karbon Dioksida, Karbon Monosida, dan Fosfat, dengan sedikit atau tidak sama sekali unsur Oksigen atau Ozon.
  • Pada kondisi atmosfer yang demikian, aktivitas listrik yang terjadi di atmosfer dapat berperan sebagai katalisator dalam pembentukan molekul (monomer) kehidupan, seperti terjadinya Asam Amino.
  • Unsur lemak yang bergabung dengan fosfor (phospholipids) pada panjang molekul tertentu, secara spontan dapat membentuk lemak dengan lapisan (lipid bilayers), suatu komponen bagi terbentuknya membaran sel.
  • Pertanyaan mendasar adalah mengenai molekul pertama yang melakukan pembelahan dirinya. Dari pengamatan saat ini, pembelahan sel modern terjadi melalui kerja sama protein dan asam nukleat, maka untuk kemudahannya pada masa lalu, pembelahan sel dilakukan dengan kerja sama "Protein pertama" dan "Asam Nukleat pertama".
  • Alasan yang digunakan dalam pemakain "Asam Nukleat pertama" dalam pembelahan sel yang pertama adalah:
  1. Bahwa polimerisasi nucleotides secara acak menjadi molekul RNA mungkin saja mengakibatkan terjadinya pembelahan sendiri dari ribozom. Hal ini datang dari Hipotesis dunia tentang RNA (RNA World Hypothesis).
  2. Tekanan seleksi akan terjadinya efisiensi dari katalisasi dan keanekaragaman dapat berujung pada terjadinya ribozom yang mengkatalisasi peptik yang berupa formasi kecil dari protein.
  • Berbagai teori dan hipotesis bermunculan hingga saat ini, mulai dari kemungkinan sumber munculnya molekul organik dari daratan atau luar angkasa pengembangan Primordial Soup Theory oleh Stanley Miller dan Harold Urey teori kehidupan pertama di ventilasi magma di laut dalam (Iron-Sulfur World Theory) percobaan Sydney W. Fox Mengenai terjadinya formasi peptida secara spontan hipotesis tentang tahap-tahap pengembangan pada kondisi perairan dalam kondisi prebiotik  pengembangan lebih lanjut mengenai teori Besi-Sulfur oleh Gunther Wachtershauser pengembangan hipotesis radioaktif dan pasang-surut pantai hingga tentang evolusi sendiri, perubahan molekul organik menjadi protocell, hipotesis RNA (RNA World Hypothesis), kemungkinan peran gelembung air di pantai dalam pembentukan kehidupan, teori autokatalis oleh Stuart Kaufman, teori tanah liat oleh Graham C. Smith, model deep-hot biosphere oleh Thomas Gold, teori mengenai primitive extraterrestrial life yang didukung oleh Francis Crick, dan banyak lagi.
 
Copyright © 2014 Tafsir Ilmi. Designed by OddThemes | Distributed By Gooyaabi Templates
UA-83224336-1